Selasa, 21 April 2009

Menjadi Berbakat itu Sulit ?

Kali ini judulnya adalah sebuah pertanyaan yang mungkin setiap orang bisa menjawabnya menurut pengalaman masing2

Jadi sebagian akan menjawab sulit dan sebagian lain tentunya bisa menjawab tidak sulit

Seperti kita tahu bahwa Bakat itu adalah sebuah kecakapan, sehingga memang benar ini bukan sesuatu yang mudah, namun sebenarnya juga bukan sesuatu yang sulit, sebab tak ada seorangpun yang berbakat sekalipun kemudian tiba2 menjadi ahli tanpa melalui sebuah proses, entah itu yang namanya pelatihan, pendidikan, pembelajaran, pematangan dan sebagainya

Bakat adalah modal dan bukanlah hasil atau tujuan, artinya hanya dengan memiliki bakat saja tanpa mau meneruskannya pastilah tidak akan menemui hasilnya

Hasil bakat adalah sebuah prestasi, sebuah kesuksesan, sebuah keahlian dan sebagainya

Dari tidak berbakat menjadi berbakat, apakah itu sulit ? inilah pertanyaannya (belum dijawab)

Menjadi berbakat itu mudah bila orang menyadari dan menetapkan tujuan sebagai hasil yang hendak dicapainya dan terus berusaha ke arah itu, tapi menjadi berbakat itu sulit bila tidak ditetapkan lebih dulu tujuan dan hasil yang ingin dicapainya atau hanya aktifitas iseng yang tanpa arah, inilah jawabannya ?

Apakah kita tertarik membicarakan kesulitannya ataukah kemudahannya ?

Membicarakan kesulitan sebenarnya bisa membuat kita siap-siap hadapi tantangan dan membicarakan kemudahan membuat kita bisa optimis dan bersemangat, positif semua bukan ?

Jadi sebaiknya kita perhitungkan keduanya, sebab bisa terjadi hanya salah satunya atau kedua-duanya, artinya bahwa kesulitan adalah kemudahan yang belum dikuasai dan kemudahan adalah kesulitan yang sudah dikuasai

Menjadi Berbakat itu Tidak Sulit (sudah saya jawab), ya tidak sulit, tapi he he he . . ya tidak mudah

Bagaimana menurut Anda ?

Senin, 13 April 2009

Bakat itu sebuah Kecerdasan & Kecerdikan

Ada yang menganggap Cerdas itu sama dengan Pandai, sama dengan Pintar atau sama dengan Cerdik, sedang yang lain menganggap masing2 punya arti yang berbeda


Sebenarnya baik Pandai, Cerdas, Pintar atau Cerdik itu adalah sebuah Kebisaan, Kecakapan atau Kemampuan (Ability), namun dalam aplikasinya masing2 istilah tersebut ternyata punya makna atau asosiasi yang berbeda


Pandai diartikan pandai saja dan belum tentu Cerdas, tapi Cerdas diartikan pasti juga Pandai
Pintar diartikan pintar saja dan belum tentu Cerdik, tapi Cerdik diartikan pasti juga Pintar

Boleh dikatakan bahwa Cerdas adalah tingkat lanjut (advance) dari Pandai, sedangkan Cerdik adalah tingkat lanjut dari Pintar
Dengan kata lain Pandai adalah awal/dasar dari sebuah Kecerdasan dan Pintar adalah awal/dasar dari sebuah Kecerdikan, lalu apakah bedanya Pandai dengan Pintar ?

Pandai biasanya dikaitkan dengan hal akademis (pelajaran) misal ". . dia pandai Matematika di sekolah ", sedang Pintar lebih sering untuk hal non akademis (kecakapan) misal " . . dia pintar bermain musik"

Jadi apakah Bakat itu sebuah Kepandaian atau Kecerdasan ?
Apakah Bakat itu sebuah Kepintaran atau Kecerdikan ?
Pasti akan ada banyak pendapat yang masing2 mungkin punya alasan pembenaran

Tapi menurut saya (kalau harus menurut ya) Bakat itu adalah sebuah Kecakapan yang sebenarnya bisa/boleh saja dikaitkan dengan hal akademis maupun non akademis, namun bobotnya lebih dari sekedar pandai atau pintar saja

Bahwa walaupun pada dasarnya ada kesamaan yakni sebuah Kecakapan, tapi istilah "Berbakat" tentunya lebih ditujukan bukan untuk yang sekedar Pandai atau Pintar saja
Tidaklah cukup bila mengatakan Bakat itu adalah sebuah Kepandaian atau Kepintaran biasa

Bakat adalah sesuatu yang lebih dari sekedar Kepandaian atau Kepintaran biasa (dasar/awal)
Bakat adalah sebuah Kepandaian atau Kepintaran yang pasti lebih dan berlanjut

Jadi apakah Bakat itu adalah sebuah Kecerdasan & Kecerdikan atau bahkan Kecerdasan & Kecerdikan itu adalah Bakat itu sendiri ?

Menurut Anda bagaimana ? (kalau harus menurut Anda ya)

Kamis, 02 April 2009

Bakat Memotivasi Semangat

Mungkin ada yang hanya membaca judulnya saja sudah percaya dan bersemangat, apalagi sudah paham berbagai ungkapan tentang bakat pada tulisan2 terdahulu
Kalau sudah paham, percaya dan lalu sudah semangat, perlu apa ditulis-tulis lagi di sini ?

Keperluannya adalah agar Anda bisa melihat hal penting tersembunyi di kalimat itu dan memahaminya, karena masih perlu maka baiknya perlulah segera saya menulis tentangnya

Tidak ada yang pernah salah dengan Bakat, sebab bakat adalah anugerah atau Talenta yang Tuhan telah berikan pada setiap orang (ulangi sekali lagi kalimat ini), jadi apa yang telah Tuhan anugerahkan pada kita ini bukanlah sebuah kesalahan tapi kebaikan

Sekali baik maka seterusnyapun tetap baik, karena begitulah arti kebaikan
Lazimnya kebaikan tentunya akan berbuah kebaikan, bahkan akan bertambah baik karena pada awalnya sudah baik, berjalan baik dan berakhir dengan baik

Bila bakat adalah sesuatu yang baik maka ia akan melahirkan sesuatu yang baik pula, ia akan menghasilkan dorongan yang baik yang disebut Semangat
Ibarat mesin mobil yang baik pastilah mampu menghasilkan daya dorong yang baik pula, mampu membawa kita lebih cepat sampai ke tujuan dengan aman dan nyaman tentunya

Itulah sebabnya kita harus menyadari baiknya bakat tadi agar memotivasi kita, artinya sesuatu yang baik ini memberi kita semangat yang baik pula
Apa itu semangat yang baik dan apa itu semangat yang tidak baik ? semangat yang baik adalah bukan semangat yang tidak/kurang baik (ha ha ha), cukup tahu salah satu jenis semangat saja sudah bisa paham keduanya

Semangat yang baik adalah semangat yang bukan hanya bersifat mau saja atau ingin saja tanpa berwujud tindakan dan tindakan pun adalah tindakan yang terus menerus (kontinyu dan konsisten) menuju pada sesuatu yang akan mendatangkan kebaikan

Bakat akan memotivasi semangat yang anti melempem, semangat yang anti keropos, semangat yang anti kendor, semangat yang semangat, semangat yang terus menerus, kontinyu dan konsisten (sebab Anda telah mengerti Bakat itu adalah sesuatu yang baik dan pasti menghasilkan kebaikan pula)

Sebenarnya tidak ada hal yang benar2 tersembunyi bila Anda bisa memaknai bakat secara mendalam, sebab terlalu mudah orang bersemangat (semangat yang tidak/kurang baik) dan kemudian terlalu cepat orang sudah tidak bersemangat lagi adalah kenyataan yang sering terjadi

Apakah Anda sedang bersemangat saat ini ?

Selasa, 31 Maret 2009

Mengasah Bakat Biar Tidak Berkarat

Bila menyalurkan bakat adalah suatu upaya yang berhubungan dengan faktor diluar diri orang tersebut (Eksternal Activity), maka mengasah bakat adalah suatu upaya ke dalam diri orang tersebut (Internal Activity)

Ungkapan ini sebenarnya hanya bentuk penajaman dari ungkapan2 lain yang telah dibahas pada tulisan yang lalu seperti menyadari bakat, menggali sumur bakat, menumbuhkan bakat dan lainnya
Mengasah untuk menajamkan dan meruncingkan Bakat itu adalah sangat penting

Masih ingat Bakat itu Pensil ?, mengasah berarti kita hendak menajamkan sesuatu agar setelah tajam bisa dengan mudah dipergunakan untuk memotong, menyayat dan mengiris
Mungkin juga tidak hanya membuatnya tajam tapi juga membuatnya runcing, agar setelah runcing bisa dengan mudah dipergunakan untuk melubangi, menusuk dan menikam

Perhatikan kata "dengan mudah" pada kalimat2 di atas tadi, ternyata "dengan mudah" adalah hasil daripada mengasah tadi, atau dengan kata lain bila tidak diasah pastilah tidak mudah atau sulit bila nanti akan dipergunakan
Betapa pentingnya hal mengasah ini, betapa pentingnya membuatnya tajam dan runcing agar bisa kelak mudah dipergunakan tanpa menemui banyak kendala/kesulitan

Sekarang bagaimana caranya kita Mengasah Bakat ? jawabannya sederhana saja yaitu dekat2lah senantiasa dengan obyek Bakat itu, misalnya Bakat Musik, maka dengarlah musik sesering mungkin, lihatlah orang bermain musik sesering mungkin dan resapilah makin mendalam secara terus menerus

Perhatikan kata "sesering mungkin" dan "terus menerus" , karena inilah juga cara orang mengasah, makin lama diasah makin tajam, makin runcing, makin berkilau, makin cemerlang
Pisau yang dibiarkan saja tidak diasah bukan hanya akan tumpul dan tidak tajam tapi juga akan kotor dan mudah berkarat, tapi Pisau yang Tajam dan Runcing karena sering diasah sudah barang tentu Tidak Berkarat

Apakah Anda tidak mempercayainya ?

Selasa, 24 Maret 2009

Menyalurkan Bakat Memetik Manfaat

Menyalurkan Bakat adalah memberi jalan kepada hal yang disukainya untuk bisa makin berkembang dan memberinya banyak manfaat/hasil
Seperti halnya menyalurkan bakat menyanyi agar kelak bisa jadi Penyanyi, menyalurkan bakat bermusik agar kelak bisa berprofesi sebagai Pemusik dan yang lainnya

Namun ada juga kita dengar orang2 sering mengatakan ". . saya hanya suka/senang mendengarkan musik saja tapi tidak bakat bermain musik . ." " saya memang suka sekali makanan tapi tidak bakat masak memasak . . " dan yang lainnya
Adakah orang yang berbakat musik tidak senang mendengarkan musik ? pernahkah ada Juru Masak itu bukan orang yang menggemari masakan ?

Saya ingin mengatakan bahwa orang2 ini sebenarnya belum mengetahui arti Bakat itu sesungguhnya, sehingga mereka mengartikannya secara salah
Ungkapan seperti ini kalau keterusan hanya akan merugikan mereka sendiri, karena secara tidak langsung akan membunuh benih bakat yang sebenarnya telah ada pada diri orang tersebut

Kata orang bijak "Janganlah memberi batasan pada diri sendiri, kecuali kita memang tidak ingin berkembang, namun bersikaplah seperti Gentong yang terbuka tutupnya dan siap menerima air hujan yang akan segera memenuhinya"

Bakat memang selalu berawal dari rasa suka/senang (ketertarikan) akan sesuatu hal yang kemudian dikembangkan, atau dengan kata lain bakat adalah obsesi pengembangan rasa ketertarikan tersebut
Jadi apabila rasa suka, rasa senang, rasa gemar, rasa asyik atau apa lagi itu sudah disadari dan kemudian terobsesi untuk mau mengembangkannya, niscaya nanti akan berbuah yang namanya Bakat

Merasalah berbakat karena Anda telah benar2 menyukainya dan apabila Anda telah merasa berbakat, maka mulailah menyalurkan bakat tersebut guna memetik manfaatnya

Kapan Anda akan memulainya ?

Sabtu, 21 Maret 2009

Menggali Sumur Bakat

Pernahkah membayangkan sulitnya menggali tanah untuk sebuah sumur ? apalagi di daerah tandus yang tanahnya bebatuan atau di padang gurun pasir sana ?
Memang tidak ada yang benar2 mudah menggali sebuah sumur, namun sampai hari ini orang terus melakukan upaya upaya tersebut, apalagi yang mau digali adalah sebuah sumur minyak, sumur emas . . atau sumur apa lagi ?

Menggali adalah sebuah upaya mengambil ke dalam dan kita tidak tahu persis seberapa dalam nanti kita harus terus menggali untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi target tujuan kita
Jadi mestinya janganlah berhenti menggali sebelum kita menemukan hasilnya . . .aahhh . . . menggali memang susahhhh . . .

Bagaimana kalau yang digali itu adalah Sumur Bakat ?
Dikatakan bahwa ada bakat dalam diri setiap orang (Tuhan sudah anugerahkan Talenta itu dalam setiap orang, ber-macam2 bentuknya) dan sekarang kita harus menggalinya untuk benar2 mendapatkannya, untuk benar2 bisa memanfaatkannya

Sudah barang tentu juga sama susahnya atau bahkan mungkin lebih susah ketimbang menggali sumur air, tapi kalau mau berhasil . . kita harus tahu caranya dan janganlah berhenti menggali sebelum berhasil menemukan bakatnya
Bakat itu ada di dalam sana, seberapa kecil . . seberapa besar . . yang pasti bakat itu ada

Menggali Sumur Bakat bukanlah sebuah kiasan atau se-akan2 saja dan Caranya adalah dengan menumbuh-kembangkan rasa ketertarikan kita akan suatu aktifitas (misal Menyanyi atau Bermusik), melakukannya terus menerus, mencoba memanfaatkannya dan menjadikannya seperti sebuah profesi

Mendapatkan Air bukanlah tujuan akhir kita menggali sumur air, namun bisa mandi, mencuci dan melenyapkan kehausan . . . adalah tujuan dari mendapatkan air
Minyakpun bukan tujuan akhir kita menggali sumur minyak dan akan tidak berarti apa2 bila minyak itu tidak bisa menjadi bahan bakar untuk menjalankan mobil kita misalnya

Jadi menggali dan menemukan bakatpun tidak akan berarti apa2, tanpa menyalurkan bakat tersebut menjadi sebuah kepintaran atau bahkan keahlian atau bahkan keprofesionalan untuk mendatangkan kebaikan/kemanfaatan buat kita dan orang lain

Bagaimana menurut Anda ?

Jumat, 20 Maret 2009

Bakat itu Potensi

Apakah Orang bisa Berbicara itu karena dia punya mulut ? Apakah Orang bisa Berlari itu karena dia punya kaki ? he he he . . .

Biasanya begitu jawabnya, tapi yang tidak biasa dan lebih kritis pemikirannya tentu akan berkata bahwa Sebab Akibat adalah sesuatu yang lebih kompleks, misalnya Orang itu bisa Berbicara karena dia ada di DPR (sebagai Wakil Rakyat) atau Orang itu bisa berlari karena dia punya kekuatan/tenaga . . . bukan orang yang lumpuh dan tidak sedang Stroke dan tidak sedang dirantai kakinya dan . . lain-lain

Saya lebih ingin mencermati Sebab Akibat soal berlari ini, ya . . sebab yang dikatakan sebagai Kekuatan atau Tenaga ini rasanya cukup paling ujung bagi saya
Kalau orang tidak punya Tenaga ya . .obah wae susah (bergerak saja sulit), jadi semua harus ada Tenaganya, bahkan hanya punya Mau saja juga tidak bisa kalau tidak punya Tenaga atau lebih lengkap kita sebut Potensi (Potential)

Semua setuju bahwa Bakat itu adalah Potensi
Jadi orang memang harus memiliki Bakat atau Potensi untuk dia bisa mengerjakan sesuatu hal yang spesifik dengan hasil yang lebih baik atau sangat baik ketimbang orang lain yang tidak berBakat/berPotensi dan saya selalu katakan kalau Bakat atau Potensi bisa kita ciptakan

Bakat atau Potensi adalah sesuatu yang bisa diadakan dan ditumbuhkan, sama halnya dengan orang yang melatih kekuatannya untuk tidak hanya bisa berdiri tapi juga berlari . . , untuk tidak hanya bisa berlari tapi juga meloncat . . dan lain-lain

Baaimana menurut Anda ?